Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Emosi Yang Bisa Di Kenali

 Dr. Anggia Hapsari adalah konsultan psikiater spesialis psikiatri anak dan remaja dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dia percaya bahwa orang tua harus terbuka untuk memahami perasaan anak mereka dengan cara yang berbeda, berdasarkan tingkat perkembangan anak mereka.


Selama bertahun-tahun, Dr. X mengatakan bahwa emosi positif yang kuat adalah kunci penyesuaian diri yang baik.


Bayi yang bahagia adalah orang dewasa yang lebih bisa menyesuaikan diri dan bahagia.


Setelah mencapai usia yang relatif muda, anak usia prasekolah sudah mampu merasakan cinta dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang emosi orang lain. Mereka juga bisa menjadi anak yang penyayang, merasakan kesedihan dan ingin membantu saat melihat orang lain kesusahan.



Anak-anak prasekolah masih sangat muda, dan belum mampu mengekspresikan banyak emosi sekaligus atau memahami bagaimana hal-hal yang berbeda dapat mempengaruhi satu sama lain.


Seiring bertambahnya usia anak-anak, kemampuan kognitif mereka memungkinkan mereka untuk mengekspresikan emosi yang lebih bervariasi dan kontradiktif secara bersamaan.


Pada tahap ini, anak mampu mengendalikan emosinya dan menguasai keterampilan mengatur perilaku, yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan norma sosial.


Saat anak-anak mendekati usia 12 tahun, mereka sudah mampu menganalisis secara kritis emosi dan pikiran mereka sendiri, serta orang lain. Ini terutama berlaku untuk remaja, yang mulai mengembangkan rasa empati yang lebih dalam.


Perkembangan emosi penting bagi anak agar mereka dapat mengelola emosinya dengan tepat. Anggia yang berpraktek di RS Pondok Indah mengamini hal itu.

Posting Komentar untuk "Emosi Yang Bisa Di Kenali"